Siapa yang tak pernah merasakannya? 5 kebiasaan sakit kepala satu ini seringkali datang tanpa diundang, mengganggu aktivitas, dan membuat hari terasa berat. Mulai dari rasa berdenyut, terus-menerus, tajam, hingga tumpul, nyeri kepala bisa disebabkan oleh hal yang sangat sederhana hingga kondisi medis serius. Namun, tahukah Anda bahwa beberapa kebiasaan sehari-hari yang sering kita anggap remeh ternyata bisa menjadi pemicu utama sakit kepala yang datang setiap hari?
Dikutip dari Cleveland Clinic, dunia mengenal lebih dari 150 jenis sakit kepala, yang secara garis besar dibagi menjadi dua kategori: primer dan sekunder. Memahami perbedaan keduanya adalah kunci untuk mengatasi nyeri yang Anda rasakan.
Mengenal Berbagai Jenis Sakit Kepala: Primer vs. Sekunder
Sakit Kepala Primer: Ini adalah jenis sakit kepala yang paling umum, bukan gejala dari kondisi medis lain, melainkan disebabkan oleh aktivitas berlebihan atau gangguan pada bagian kepala yang sensitif terhadap rasa sakit. Pemicunya seringkali berasal dari gaya hidup. Beberapa jenis yang paling sering ditemui meliputi:
Sakit Kepala Tipe Tegang: Sensasinya seperti kepala diikat kencang, seringkali terasa di seluruh kepala.
Migrain: Sakit kepala sebelah yang berdenyut, bisa berpindah sisi, dan sering disertai perasaan mual atau sensitivitas terhadap suara dan cahaya.
Sakit Kepala Klaster: Rasa sakit yang menusuk dengan sangat tajam dan kuat, umumnya hanya di satu sisi kepala, khususnya di sekitar area mata.
New Daily Persistent Headache (NDPH): Jenis langka yang muncul tiba-tiba dan bisa berlangsung berhari-hari tanpa henti.
Sakit Kepala Sekunder: Berbeda dengan primer, jenis ini adalah sinyal atau gejala dari kondisi medis lain yang melatarbelakanginya. Sebagian besar kasus sakit kepala sekunder tidak berbahaya dan akan membaik setelah penyebab utamanya ditangani, seperti sakit kepala akibat dehidrasi, sakit kepala sinus, atau sakit kepala karena penggunaan obat berlebihan.
Namun, ada juga kasus sakit kepala sekunder yang bisa menandakan bahaya serius. Contohnya adalah sakit kepala thunderclap, yang datang tiba-tiba dengan rasa nyeri luar biasa seperti “ledakan petir”, mencapai puncaknya dalam semenit, dan berlangsung setidaknya lima menit. Kondisi ini bisa menjadi indikasi cedera kepala, pendarahan otak, penyempitan pembuluh darah mendadak (RCVS), atau kenaikan tekanan darah yang parah.
Kebiasaan Sepele yang Jadi Biang Keladi Sakit Kepala Harian
Fokus kita kali ini adalah sakit kepala primer, yang seringkali disebabkan oleh gaya hidup dan kebiasaan. Jika Anda sering mengeluh sakit kepala, mungkin salah satu dari 5 kebiasaan sepele ini adalah penyebabnya:
1. Kurang Tidur: Gangguan Ritme Sirkadian
Studi menunjukkan bahwa gangguan pada ritme sirkadian (pola tidur dan bangun alami tubuh) dapat memicu sakit kepala. Faktor seperti umur, kerja shift, perjalanan lintas zona waktu, konsumsi alkohol dan kafein berlebihan, atau kondisi medis tertentu, dapat mengacaukan ritme penting ini. Ketika ritme sirkadian terganggu, homeostasis tubuh ikut terganggu, memicu nyeri, termasuk sakit kepala.
2. Aktivitas Fisik Berlebih: Kepala Panas, Otak Terangsang
Meskipun olahraga itu sehat, aktivitas fisik berlebihan, terutama saat tubuh sangat kepanasan, bisa memicu sakit kepala, khususnya migrain. Hingga 38 persen pengidap migrain melaporkan serangan setelah olahraga berat. Dokter Colleen Doherty, MD, dari American Headache Society, menjelaskan bahwa olahraga ekstrem dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah di kepala, yang merangsang saraf trigeminal secara berlebihan dan menimbulkan nyeri.
3. Telat Makan: Otak Lapar, Kepala Nyeri
Kebiasaan makan yang terlambat merupakan penyebab sakit kepala yang sangat biasa. Saat waktu makan terlewat terlalu lama, kadar glukosa dalam darah mengalami penurunan yang signifikan. Otak, yang sangat bergantung pada glukosa sebagai energi, akan kekurangan pasokan, memicu nyeri kepala. Selain itu, ketegangan otot dan stres hormonal akibat kelaparan juga bisa berkontribusi pada nyeri ini.
4. Merokok: Nikotin Meracuni Saraf dan Pembuluh Darah
Bagi perokok, ini adalah kabar buruk. Penggunaan nikotin jangka panjang tidak hanya merusak paru-paru, tetapi juga membuat saraf menjadi lebih sensitif terhadap nyeri. Ini meningkatkan kerentanan Anda terhadap sakit kepala dan nyeri tubuh secara umum. Ditambah lagi, nikotin dapat menyempitkan pembuluh darah, mengurangi aliran darah ke otak, dan tentu saja, memicu sakit kepala.
5. Postur Tubuh Buruk: Tegang di Leher, Nyeri di Kepala
Apakah Anda sering membungkuk saat duduk atau melihat layar? Hati-hati! Sikap tubuh yang salah berakibat pada ketegangan berkepanjangan di area punggung atas, leher, dan bahu. Ketegangan otot ini menjalar hingga ke pangkal tengkorak dan bahkan bisa menjalar ke wajah, memicu sakit kepala tegang yang seringkali terasa berdenyut. Penting untuk selalu menjaga posisi duduk tegak, memastikan monitor setinggi mata, dan yang paling penting, lakukan peregangan setiap 30-60 menit untuk menghindari duduk terlalu lama dalam satu posisi.
Sakit kepala mungkin terasa sepele, tetapi jika terjadi setiap hari, ini adalah sinyal dari tubuh Anda. Dengan mengenali dan mengubah kebiasaan-kebiasaan ini, Anda bisa mengurangi frekuensi dan intensitas nyeri kepala, dan kembali menikmati hari tanpa gangguan. Sudahkah Anda memeriksa kebiasaan Anda hari ini?. Baca berita lain di sini.

