Hev selazat di kalangan data penggemar penggemar JKT48 tiba-tiba beralih menjadi gelombang kecemasan. Kabar mengejutkan beredar luas: diduga sebanyak 9,8 juta data akun pengguna situs resmi grup idola tersebut telah bocor dan diperjualbelikan di internet. Isu ini memicu kekhawatiran serius di antara para WOTA (sebutan untuk penggemar JKT48), yang menuntut respons cepat dan tegas dari manajemen.
Data Dijual di Forum Gelap, Fans Meradang
Menurut laporan detikJabar pada Selasa (29/7), seorang peretas di sebuah forum gelap mengklaim telah memiliki dan menawarkan basis data yang mencakup informasi akun para fans JKT48. Berkas teks berukuran 1,96 GB ini diduga berisi alamat email dan kata sandi penggemar, yang ditawarkan dengan harga US$650 atau setara Rp10,6 juta (kurs US$1=Rp16.401).
Unggahan tersebut sontak membuat para penggemar JKT48 resah akan dampak serius yang mungkin timbul. Mereka mendesak manajemen JKT48 untuk tidak menyepelekan isu ini. “Meski terdapat tanda-tanda kuat bahwa ini hanyalah kesalahan kecil salah satu individu, bukan berarti tim resmi JKT48 dapat bersantai tanpa memperhatikan keamanan data penggemar mereka,” ujar Hildan Efendi, perwakilan fans JKT48 dari Kota Bandung. “Jika suatu saat terjadi pembobolan data yang sebenarnya, semua penggemar pasti akan merasa dirugikan.”
Rekam Jejak Kekhawatiran dan Kerugian Finansial
Kekhawatiran Hildan dan penggemar lainnya bukan tanpa dasar. Ia menyebut bahwa sebelumnya, pada April 2025, pernah terjadi insiden serupa. Lebih dari itu, kasus penipuan daring yang menargetkan penggemar JKT48 juga pernah menimbulkan kerugian finansial yang tidak sedikit.
“Hal yang merugikan saat ini bagi kami seperti yang sebelumnya pernah terjadi adalah penipuan online, pengambilalihan akun, bahkan sampai kerugian finansial dengan cara pencuri membobol akses keuangan kami,” jelas Hildan.
Lebih lanjut, ia menyoroti urgensi perlindungan data pribadi. “Pencurian data pada website JKT48 Official ini sebetumnya sama merugikannya dengan pencurian data pribadi. Karena saat kita mendaftar di website wajib untuk dimuat nama lengkap, tanggal lahir, nomor handphone dan nomor identitas diri,” tambahnya.
Melihat potensi dampak yang meluas, Hildan berharap manajemen segera mengambil langkah konkret. “Kami berharap bahwa manajemen dapat segera menanggulangi permasalahan ini sebelum semuanya berdampak lebih luas, dan jika memang mengharuskan melibatkan pemerintah, kami sangat setuju,” tegasnya.
Bantahan Keras dari Manajemen: “Dugaan Itu Hoaks!”
Namun, di tengah gelombang keresahan, Rino Sutopo, Public Relation & Partnership IDN sekaligus Media Relation JKT48, tampil membantah dugaan kebocoran data tersebut. Kepada CNNIndonesia.com pada Selasa (29/7), Rino menyatakan bahwa klaim tersebut tidak benar.
“Sepertinya itu hanya klaim palsu, karena jumlah data pribadi yang dikumpulkan tidak sebanyak itu, jauh di bawah angka yang disebutkan,” ujar Rino. Ia bahkan menambahkan dengan nada bercanda, “Kalau memang benar sejumlah itu, mungkin kami sudah bisa konseran di GBK setiap tahun.”
Bantahan Rino Sutopo ini menimbulkan pertanyaan baru: mana yang benar? Apakah ini hanya “ulah iseng” peretas untuk mencari keuntungan, ataukah memang ada celah keamanan yang serius di situs resmi JKT48?
Terlepas dari bantahan manajemen, insiden ini kembali mengingatkan pentingnya keamanan siber dan perlindungan data pribadi di era digital. Para penggemar JKT48 kini menanti langkah selanjutnya dari manajemen untuk memastikan keamanan data mereka dan mengembalikan kepercayaan yang mungkin sempat goyah. Baca berita lain di sini.
