Xreal, sebuah perusahaan rintisan asal Tiongkok, menjadi mitra utama di balik pengembangan Kacamata Android XR Pertama Google. Produk revolusioner ini direncanakan akan mulai dijual ke publik pada kuartal pertama tahun 2026, dan saat ini dikenal dengan nama kode “Project Aura”.
Google memperkenalkan proyek tersebut dalam acara tahunan Google I/O pada Mei lalu. Dalam persaingannya dengan Apple dan Meta yang lebih dulu terjun ke ranah extended reality (XR), Google memilih pendekatan berbeda: fokus pada pengembangan sistem operasinya, bukan perangkat kerasnya. Strategi ini mengingatkan pada permulaan Android di dunia smartphone.
Sebelumnya, Google telah menjalin kolaborasi dengan Samsung untuk menghadirkan perangkat XR pertama mereka yang diberi nama Moohan. Produk tersebut dirancang untuk menjadi pesaing langsung Apple Vision Pro. Sementara itu, Project Aura menjadi alat XR kedua yang dimiliki Google, tetapi kali ini sepenuhnya didukung oleh Xreal dalam hal perangkat keras Kacamata Android XR Pertama Google.
Aura disebut memiliki sudut pandang yang sangat luas, yaitu lebih dari 70 persen—yang menurut Xreal merupakan rekor baru bagi mereka dalam pengembangan tampilan AR. Dari sisi spesifikasi, kacamata ini akan ditenagai oleh kombinasi chipset Qualcomm Snapdragon dan chip buatan internal Xreal bernama X1S.
Wu Kejian, salah satu pendiri Xreal yang juga menjabat sebagai kepala ilmuwan dan pemimpin algoritma, mengatakan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari pengalaman panjang perusahaan dalam merancang sistem optik. Lensa Aura dibuat lebih tipis namun tetap mampu menyajikan pengalaman visual yang luas dan mendalam.
Wu juga menjelaskan bahwa Xreal sebelumnya telah meluncurkan chip pertama mereka, X1, yang digunakan dalam produk Xreal One pada akhir 2024. Untuk Aura, mereka meningkatkan performa melalui chip X1S yang memiliki kecepatan memori lebih tinggi, sistem pendinginan yang lebih efisien, serta konsumsi daya yang lebih hemat.
Sebagai perbandingan, Apple Vision Pro menggunakan dua prosesor: chip M2 dan R1, yang dirancang untuk memberikan pengalaman mixed reality tingkat tinggi.
Wu juga menyamakan kolaborasi mereka dengan Google ini sebagai tonggak baru dalam teknologi, serupa dengan kemitraan awal antara HTC dan Android yang dulu mendorong kebangkitan smartphone.
Meski begitu, harga Aura diperkirakan akan lebih mahal dibanding produk AR Xreal yang sudah ada, tetapi tetap lebih terjangkau daripada headset VR di pasaran saat ini. Sebagai informasi, Xreal One Pro saat ini dijual seharga USD 599, sementara Vision Pro milik Apple dibanderol USD 3.499.
Didirikan pada tahun 2017 dengan nama Nreal, Xreal dibentuk oleh tiga alumni Universitas Zhejiang: Xu Chi, Wu Kejian, dan Xiao Bing. Hingga kini, mereka telah mengirimkan lebih dari 600 ribu unit kacamata AR secara global, dan menargetkan angka satu juta unit dalam 2–3 tahun mendatang.
Wu meyakini bahwa masa depan XR sangat tergantung pada integrasi kecerdasan buatan (AI). Meski inovasi perangkat keras berjalan lambat, perkembangan AI sangat pesat, sehingga dapat mempercepat transformasi perangkat XR secara signifikan.
Tren dunia juga menunjukkan pertumbuhan ketertarikan terhadap teknologi ini. Sementara itu, menurut laporan IDC, pengiriman global kacamata pintar mencapai 1,487 juta unit pada kuartal pertama 2025, tumbuh 82,3% dibanding tahun sebelumnya. Di Tiongkok sendiri, angka pengiriman melonjak 116,1% menjadi 494 ribu unit dalam periode yang sama. Baca berita lain di sini.

