Kebiasaan Makan Bisa Menyebabkan Hipertensi di Usia 30-an

Kebiasaan Makan Bisa Menyebabkan Hipertensi

Di usia 30-an, seseorang umumnya sedang dalam masa paling produktif dalam hidup. Namun, padatnya aktivitas dan gaya hidup yang cenderung cepat sering membuat orang mengabaikan pola makan yang sehat yang akhirnya kebiasaan makan bisa menyebabkan hipertensi . Hal ini bisa menjadi faktor pemicu hipertensi atau tekanan darah tinggi, bahkan di usia yang relatif muda.

Hipertensi bukan lagi penyakit yang hanya menyerang usia lanjut. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa sekitar 1,28 miliar orang dewasa berusia 30 hingga 79 tahun di dunia mengidap tekanan darah tinggi. Di Indonesia, Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat bahwa tingkat prevalensi hipertensi untuk kelompok usia 25-34 tahun mencapai 1,8%. Beberapa kebiasaan makan bisa menyebabkan hipertensi berikut bisa menjadi penyebab utamanya.

1. Terlalu Sering Konsumsi Makanan Olahan

Makanan olahan seperti sosis, nugget, keripik, dan minuman manis mengandung banyak lemak jenuh, garam, dan gula tambahan. Menurut Dr. John P. Higgins dari McGovern Medical School, pola makan seperti ini dapat menyebabkan disfungsi endotel dan kenaikan berat badan, dua hal yang berisiko menimbulkan hipertensi. Endotel merupakan lapisan halus di dalam pembuluh darah yang berperan dalam menjaga keseimbangan aliran darah. Kerusakan pada jaringan ini bisa memicu penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.

2. Asupan Kalium yang Rendah

Kalium membantu tubuh menyeimbangkan kadar natrium dan menjaga elastisitas pembuluh darah. Kekurangan kalium dapat menyebabkan tubuh menahan cairan, yang kemudian meningkatkan tekanan darah. Dr. Hem Bhadwaj dari VCU Health menjelaskan bahwa rendahnya kadar kalium juga memicu reaksi hormon stres yang memperburuk kondisi pembuluh darah.

3. Tidak Sarapan

Melewatkan sarapan terbukti dapat meningkatkan hormon stres, yaitu kortisol. Penelitian pada wanita dan remaja menunjukkan bahwa mereka yang tidak sarapan cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi. Peningkatan kortisol yang terjadi secara teratur dapat memicu sindrom metabolik, yaitu serangkaian kondisi yang meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, diabetes, dan stroke.

4. Konsumsi Gula Berlebihan

Konsumsi gula tambahan yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan obesitas, yang merupakan penyebab utama hipertensi. Kementerian Kesehatan Indonesia merekomendasikan konsumsi gula tidak lebih dari 50 gram atau setara 4 sendok makan per hari. Terlalu banyak mengonsumsi minuman manis seperti soda juga terbukti dapat menaikkan tekanan darah.

Kebiasaan Lain yang Berpotensi Memicu Hipertensi

Selain pola makan, ada sejumlah kebiasaan sehari-hari yang juga dapat memicu tekanan darah tinggi, seperti:

Kurang tidur: Tidur yang cukup (7–9 jam) membantu menstabilkan tekanan darah.

Minum air putih yang tidak cukup: Dehidrasi dapat mengeraskan pembuluh darah.

Kurang gerak: Gaya hidup pasif menurunkan sirkulasi darah yang sehat.

Merokok: Bahan kimia yang terdapat dalam rokok dapat mengakibatkan pengerasan arteri dan tekanan darah yang lebih tinggi secara langsung.

Dengan mengenali dan menghindari kebiasaan-kebiasaan tersebut, kita bisa mencegah hipertensi sejak dini dan menjaga kesehatan jantung dalam jangka panjang. Baca berita lain di sini.