Indonesia Dengan Angka Kematian Ibu Tertinggi di Dunia

Kematian Ibu Tertinggi di Dunia

Angka kematian ibu tertinggi di dunia masih menjadi bayang-bayang kelam dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Data terbaru dari Maternal Perinatal Death Notification (MPDN) menunjukkan informasi mengejutkan: pada tahun 2023, total kasus kematian ibu mencapai 4.129, naik dari 4.005 kasus di tahun sebelumnya. Sebuah alarm keras yang menyerukan perhatian serius dari berbagai pihak.

Meskipun secara global, data Maternal Mortality Rate (MMR) atau AKI Indonesia menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2023 berada di angka 140 per 100 ribu kelahiran hidup – sebuah penurunan signifikan dari 226 pada tahun 2021 dan 148 pada 2022 – angka absolut yang terus meningkat ini tetap menjadi perhatian utama di tingkat nasional. Penurunan rasio secara persentase global tidak serta merta menghilangkan fakta bahwa lebih dari empat ribu nyawa ibu melayang setiap tahun di tanah air.

Sebaran Tragedi di Nusantara

Data Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Long Form SP2020 memberikan gambaran lebih rinci mengenai sebaran AKI di Indonesia. Berikut adalah 10 provinsi dengan maternal mortality rate (MMR) AKI tertinggi per 100 ribu kelahiran hidup, yang mayoritas berada di wilayah timur Indonesia:

1. Papua – 565

2. Papua Barat – 343

3. Nusa Tenggara Timur – 316

4. Sulawesi Barat – 274

5. Sulawesi Tengah – 264

6. Gorontalo – 266

7. Maluku – 261

8. Nusa Tenggara Barat – 257

9. Maluku Utara – 255

Data ini menunjukkan disparitas yang mencolok dalam akses dan kualitas layanan kesehatan di berbagai wilayah, menyoroti urgensi intervensi yang terfokus pada provinsi-provinsi tersebut.

Penyebab Utama yang Bisa Dicegah

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah mengidentifikasi beberapa penyebab utama tingginya AKI di Indonesia. Direktur Kesehatan Ibu dan Anak serta Gizi Kemenkes, dr. Lovely Daisy, MKM, menuturkan bahwa hipertensi saat kehamilan atau preeklampsia dan perdarahan pascapersalinan adalah biang keladi terbanyak. “Penyebab utama kematian ibu adalah hipertensi selama kehamilan, yang kita kenal sebagai preeklamsia, serta perdarahan yang sejatinya dapat dicegah,” tegas dr. Lovely.

Preeklampsia, kondisi tekanan darah tinggi yang terjadi pada ibu hamil, jika tidak ditangani dengan baik, dapat memicu kerusakan organ vital hingga berujung pada fatalitas bagi ibu dan bayi. Salah satu pemicu utamanya adalah gangguan pada pembuluh darah baru yang seharusnya memasok oksigen dan nutrisi ke plasenta. Gejala yang perlu diwaspadai meliputi sakit kepala parah, proteinuria, gangguan penglihatan, sesak napas, nyeri perut bagian atas, hingga mual dan muntah.

Sementara itu, perdarahan saat bersalin juga menjadi penyebab umum kematian ibu. Kondisi ini sering dialami ibu satu hari hingga satu minggu pasca-melahirkan. Pendarahan hebat ini bisa terjadi karena kontraksi rahim yang tidak cukup kuat untuk menekan pembuluh darah di tempat melekatnya plasenta, sehingga pendarahan tidak berhenti. Kondisi ini bertanggung jawab atas sekitar 80 persen kasus perdarahan saat melahirkan.

Faktor Risiko Lain dan Pentingnya Deteksi Dini

Kemenkes juga mengidentifikasi sejumlah faktor lain yang meningkatkan risiko kematian ibu. Data menunjukkan bahwa 48,9 persen ibu hamil menderita anemia, 12,7 persen dengan hipertensi, 17,3 persen mengalami kurang energi kronik (KEK), dan 28 persen memiliki risiko komplikasi. Kondisi-kondisi ini menunjukkan bahwa masalah gizi dan kesehatan ibu sebelum dan selama kehamilan memegang peranan krusial.

Spesialis kandungan, Dr. dr. Ivan Rizal Sini, SpOG, menambahkan bahwa kematian ibu tidak hanya berkaitan langsung dengan persalinan, tetapi juga dapat disebabkan oleh faktor medis lain seperti penyakit jantung. Menurut dr. Ivan, masalah medis seperti ini sebenarnya bisa dicegah melalui asesmen dini sebelum dan saat kehamilan. “Contohnya, hipertensi, penyebab akibat perdarahan, kondisi penyakit lainnya seperti penyakit jantung, diabetes, dan itu sebenarnya adalah suatu penilaian yang dapat dilakukan lebih awal selama kehamilan,” ujarnya.

Potret Global: Perbandingan dengan Negara Lain

Secara global, angka kematian ibu masih menjadi tantangan besar di banyak negara berkembang. Berdasarkan data WHO tahun 2023, berikut ini adalah 10 negara dengan angka kematian ibu tertinggi di dunia per 100 ribu kelahiran hidup, yang sebagian besar berada di benua Afrika:

1. Nigeria – 993

2. Chad – 784

3. Republik Afrika Tengah – 692

4. Sudan Selatan – 692

5. Liberia – 628

6. Somalia – 563

7. Afghanistan – 521

8. Benin – 518

9. Guinea-Bissau – 505

10. Guinea – 494
Perbandingan ini menempatkan Indonesia di posisi yang lebih baik dibandingkan negara-negara di atas, namun angka 140 per 100 ribu kelahiran hidup tetap menjadi pekerjaan rumah besar. Upaya kolaboratif dari pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk menekan angka kematian ibu demi masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang. Baca berita lain di sini.