Kabinet Prabowo-Gibran menunjukkan keseriusannya dalam merevolusi pendidikan dasar di Indonesia. Prabowo dan Gibran melaju pesat baru saja menggelar rapat strategis di Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa (29/7), membahas kelanjutan program Sekolah Rakyat. Pertemuan penting ini dihadiri oleh jajaran menteri kunci yang akan mengawal implementasi program ambisius ini.
Momen Penting di Balik Pintu Istana
Rapat yang dipimpin langsung oleh Prabowo dan Gibran melaju pesat ini dihadiri oleh sejumlah figur penting di pemerintahan, di antaranya Mensos Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Mendagri Tito Karnavian, Menkeu Sri Mulyani, Mendikdasmen Abdul Mu’ti, Menpan RB Rini Widyantini, Menteri PU Dody Hanggodo, Mensesneg Prasetyo Hadi, Seskab Letkol Teddy Indra Wijaya, dan Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti. Kehadiran lintas kementerian ini menunjukkan bahwa program Sekolah Rakyat bukan hanya inisiatif sektoral, melainkan upaya terintegrasi dari berbagai lini pemerintahan.
“Bersama-sama melaporkan kepada bapak presiden tentang Penyelenggaraan Sekolah Rakyat Rintisan Tahun 2025-2026,” ujar Gus Ipul setelah rapat, memberikan gambaran bahwa program ini telah berjalan dan kini memasuki tahap evaluasi serta pengembangan.
Dari Rintisan Menuju Skala Nasional: Sebuah Lonjakan Ambisius
Sejak diluncurkan pada 14 Juli lalu, program Sekolah Rakyat telah menunjukkan perkembangan yang signifikan. Gus Ipul melaporkan bahwa saat ini, 63 titik Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia telah beroperasi dan tengah menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Ini adalah fase krusial untuk memastikan kesiapan infrastruktur dan adaptasi siswa. Pemerintah senantiasa melakukan penilaian mendalam guna memastikan program berjalan dengan baik.
“Insya Allah kami juga akan melaporkan dalam minggu ini atau paling lambat minggu depan pembelajaran di 37 titik akan dimulai.” “Dari 100 lokasi tersebut akan menampung lebih dari 9.700 siswa,” ungkap Gus Ipul, menunjukkan percepatan program yang sangat luar biasa. Artinya, dalam waktu dekat, total 100 titik Sekolah Rakyat akan aktif, memberikan kesempatan pendidikan yang lebih luas bagi ribuan anak.
Target ambisius tidak berhenti di situ. Gus Ipul mengungkapkan bahwa pada September mendatang, pemerintah berencana meluncurkan 59 titik Sekolah Rakyat baru. Dengan penambahan ini, total 159 titik Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia akan mampu menampung sekitar 15.000 peserta didik.
Program ini juga akan memberdayakan lebih dari 2.000 guru dan lebih dari 4.000 tenaga kependidikan lainnya, seperti wali asrama dan wali asuh. Ini bukan hanya tentang penyediaan fasilitas fisik, tetapi juga membangun ekosistem pendidikan yang holistik dengan dukungan sumber daya manusia yang memadai.
Anggaran Triliunan Rupiah dan Komitmen Anti-Penyimpangan
Untuk mewujudkan ambisi ini, pemerintah telah menganggarkan dana sebesar Rp1,1 triliun khusus untuk operasional 159 titik Sekolah Rakyat. Anggaran fantastis ini, yang telah disusun secara seksama bersama Kementerian Keuangan dan disetujui DPR, menunjukkan komitmen kuat pemerintah terhadap program ini.
Gus Ipul secara tegas berjanji untuk mengawal penggunaan anggaran tersebut. “Jangan ada yang melenceng karena ini memang sejak awal adalah pesan dan petunjuk dari presiden.” “Seluruh pengelolaan penyelenggaraan Sekolah Rakyat ini harus mematuhi peraturan yang ada dan tanpa penyimpangan,” tegasnya. Pesan ini menggarisbawahi prioritas transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan dana publik, memastikan setiap rupiah benar-benar sampai kepada tujuannya: masa depan pendidikan anak-anak Indonesia.
Program Sekolah Rakyat ini digadang-gadang akan menjadi salah satu pilar utama pemerintahan Prabowo-Gibran dalam meningkatkan kualitas dan akses pendidikan di seluruh pelosok negeri. Apakah program ini akan mampu menjawab tantangan pemerataan pendidikan dan menciptakan generasi emas Indonesia? Waktu akan menjawabnya. Baca berita lain di sini.

